Infomedia Nusantara punya bos baru, dia
adalah Bona LP Parapat. Mantan petinggi Telkomsel yang sebelumnya
menjabat Executive Vice President Area Pamasuka ini didapuk menggantikan
Joni Santoso sebagai Direktur Utama yang baru di anak perusahaan milik
Telkom Group itu.
Dalam perkenalannya, Bona langsung bicara soal Big Data dan fenomena
media sosial. Tren ini mendapat perhatian khusus darinya mengingat
tingginya penetrasi internet dan perkembangan teknologi informasi
komunikasi dalam beberapa tahun terakhir ini.
"Pengelolaan dan analisa yang tepat terhadap Big Data mampu membuat
perusahaan memenangkan persaingan," ujarnya dalam keterangan tertulis
Infomedia yang dikutip detikINET, Senin (16/11/2015).
Bahkan, kata Bona, berdasarkan riset yang dilakukan oleh McKinsey Global
Institute pada 2014 lalu, Big Data merupakan salah satu dari lima
disruptive technologies yang akan mempengaruhi berbagai sektor industri
saat ini maupun di masa yang akan datang.
Melihat hal ini sebagai sebuah tantangan baru dan peluang bisnis yang
prospektif, Probis Big Data Telkom dan Infomedia melakukan kolaborasi
dalam memperkenalkanTren Big Data & Social Media Analytic kepada
para Big Data enthusiast yang bersal dari berbagai industri.
Bona menyampaikan, melalui sharing knowledge ini diharapkan bisa
memberikan gambaran mengenai tren dan pengelolaan big data yang dipicu
oleh pertumbuhan teknologi, terutama pemanfaatan cloud, social media dan
internet.
Social Media Analytics
Tren social media yang
telah dimulai sejak tahun 2000 lalu, semakin menunjukkan kenaikan yang
signifikan dengan semakin tingginya tingkat penetrasi internet di
Indonesia.
Direktur Marketing & Sales Infomedia, Andang
Ashari mengatakan bahwa dari total 255.5 juta jiwa populasi di Indonesia
dengan 88,1 juta pengguna internet terdapat 74 juta pengguna aktif di
media sosial.
"Bahkan dalam setiap harinya, rata-rata lima jam
waktu dihabiskan para netizen di Indonesia untuk berinteraksi di sosial
media," papar Andang dalam presentasinya di kesempatan yang sama.
Lebih
lanjut ia menjelaskan bahwa tren tersebut telah mempengaruhi proses
pengambilan keputusan pelanggan. Jika dahulu keputusan membeli banyak
dipengaruhi oleh iklan media massa dan rekomendasi langsung dari teman
serta keluarga dekat, kini keputusan membeli lebih banyak dipengaruhi
oleh informasi yang didapat dari media sosial.
"Bagi perusahaan, perubahan lifestyle
ini tentunya dapat menjadi tantangan, peluang dan bahkan dapat menjadi
batu sandungan jika tidak dikelola secara tepat," ujarnya mengingatkan.
Sebagai perusahaan yang telah puluhan tahun menangani contact center, tren pergeseran lifestyle tersebut sangat dirasakan oleh Infomedia. Jika dahulu proses pelayanan pelanggan didominasi oleh trafik call, kini -- meskipun masih mendominasi -- trafiknya telah mengalami penurunan.
"Sedangkan
trafik contact center di channel multimedia seperti email, chat, web,
mobile apps, dan sosial media kini mengalami kenaikan yang signifikan,"
papar Andang lebih lanjut.
Mengelolanya tentu dibutuhkan keahlian
yang lebih advance, sehingga seluruh data interaksi dalam berbagai
bentuk yang beragam tersebut dapat diterima, ditangani, dan dikelola
dengan baik.